SELAMAT DATANG di BLOG saya. SEMOGA BERMANFAAT

Jumat, 03 Mei 2013

Laporan Pendahuluan tentang Abortus


BAB II
ABORTUS

A.    Definisi
Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus, antara lain:
Eastman    :  abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya antara 400-1000 gram, atau usia kurang dari 28 minggu.
Jeffcoat     :  abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 29 minggu, yaitu fetus belum viable by low.
Holmer      :  abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16, dimana proses plasentasi belum selesai.

B.     Etiologi
Faktor-faktor penyebabnya adalah sebagai berikut:
1.      Kematian fetus adalah faktor ovum sendiri.
2.      Faktor ibu meliputi:
a.       Adanya kelainan genetalia ibu menderita:
1)      Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus, tikornis)
2)      Kelainan letak dari uteris seperti retrofeksi uteri, fiksata
3)      Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti midasi dari ovum yang sudah dibuahi, seperti kurangnya progesteron atau estrogen, endometritis, mioma sub mukosa.
4)      Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola)
5)      Distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis.
b.      Gangguan sirkulasi plasenta
Pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum, anomaly plasenta, dan endarteritis oleh karena lue.

c.       Penyakit-penyakit ibu, misalnya:
1)      Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid, pielitis, rubella, dan sebagainya. Kematian fetus dapat disebabkan toksin dari ibu atau invasi kuman atau virus pada fetus.
2)      Keracunan pb, nikotin, gas racun, alkohol, dan lain-lain.
3)      Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemi gravis
4)      Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme hipotiroid, kekurangan vitamin A, C, E, diabetes mellitus.
d.      Antagonis Rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
e.       Terlalu cepatnya korpus leteum menjadi atrofis atau faktor serviks, yaitu inkam potensi serviks, sevisitis.
f.       Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi.
Misal :    Sangat terkejut, obat-obatan uterotonika, kekakuan, caparotomi dan lain-lain atau dapat juga karena trauma langsung terhadap fetus, selaput janin rusak langsung karena instrumen-benda, dan obat-obatan.

3.      Faktor Bapak
Penyakit bapak   :  pada umur lanjut, penyakit kronis
Seperti                :  TBC, anemi, delum pensasi koralis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alkohol, nikotin, Pb, dan lain-lain) sinar roentgen, avitaminosis.


C.    Patofisiologi
Faktor-faktor abortus
(kematian fetus, faktor ibu, faktor bapak)
¯
Perdarahan dalam desidua basalis
¯
Nekrosis jaringan sekitar
¯
Sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas
¯
Uterus berkontraksi mengeluarkan produk konsepsi


 



                  Kehamilan < 8 minggu                                kehamilan 8-14 minggu
                                   ¯                                                                   ¯
            Vili korealis belum menembus                        vili korealis masuk desidua
                  Dedidua terlalu dalam
                                   ¯                                                                   ¯
         Hasil konsepsi dikeluarkan semua                  hasil konsepsi sebagian keluar
                                                                                    Dan sebagian lagi tertinggi
                                                                                            Perdarahan >>>



 


                 Resiko terhadap infeksi                             resiko kekurangan volume
      Berhubungan dengan retensi sebagian           cairan kurang dari kebutuhan tubuh
                        Atau semua pk                         berhubungan dengan perdarahan abortus
                                                                                           Atau pasca bedah



D.    Gejala Klinis Abortus
Abortus merupakan salah satu bentuk komplikasi pada kehamilan muda maka pada semua macam abortus banyak atau sedikit masih terdapat sisa tanda-tanda kehamilan. Di samping gejala keguguran sendiri yaitu perdarahan yang keluar dari uterus dan perasaan nyeri karena rahim berkontraksi ketika hasil konsepsi berusaha dikeluarkan.
1)      Pada abortus imminens semua tanda kehamilan muda masih terdapat.
2)      Pada abortus tertahan (missed abortion) uterus yang masih lebih besar dari pada keadaan tidak hamil walaupun lebih kecil dari pada yang seharusnya menurut lama amenorea.
3)      Pada abortus inkompletus uterus masih lebih besar daripada waktu hamil dan terasa lembut pada palpasi melalui vagina dan serviks terbuka.
4)      Pada abortus kompletus dapat diketahui pada pemeriksaan yang lalu terdapat tanda-tanda kehamilan muda sebelum mengalami kegugurannya.
5)      Pada abortus insipiens walaupun hasil konsepsi masih terdapat di dalam rahim sehingga uterus masih besar sesuai lama amenorea tetapi serviks sudah terbuka dan teraba kantung ketuban menonjol keluar disertai perdarahan yang banyak dan nyeri karena his.
6)      Pada abortus imminens perdarahan mula-mula sedikit berlangsung berhari-hari atau beberapa minggu. Warna darah merah segar jika baru terjadi, bila tercampir dengan darah lama warnanya berubah menjadi kecoklatan.

E.     Klasifikasi
Abortus dibagi 2, yaitu:
1)      Abortus spontan
2)      Abortus provakatus

  1. Abortus spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanik ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.
Abortus spontan dibagi atas:
a.       Abortus kompletus (keguguran lengkap) seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus) sehingga rongga rahim kosong.
Terapi: hanya dengan uterotonika.
b.      Abortus inkompletus (keguguran bersisa): hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
Gejala    :   Amenorea, sakit perut, dan mulas-mulas, perdarahan yang bisa sedikit atau banyak dan biasanya berupa stolsel (darah beku) sudah ada keluar fetus atau jaringan.
Terapi     :   bila ada tanda-tanda syok maka berilah dulu pemberian cairan dan transfuse darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuratase, kemudian beri obat-obatan uterotonika dan antibiotika.
c.       Abortus insipions (keguguran sedang berlangsung): abortus yang sedang berlangsung dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba, kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.
Terapi: seperti abortus inkompletus.
d.      Abortus iminens (keguguran membalat) : keguguran membalat dan akan terjadi dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal dan antispasmodila serta istirahat.
Kalau perdarahan setelah beberapa minggu masih ada maka perlu ditentukan apakah kehamilan masih baik atau tidak. Kalau kehamilan 2 kali berturut-turut negatif maka sebaiknya uterus dikosongkan (kuret).
e.       Missed abortion : keadaan dimana janin sudah mati tetapi tetapi berada dalam rahim atau tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
Gejala     :  adanya amenorea, serviks tertutup dan perdarahan sedikit-sedikit yang berulang.
Terapi     :  berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuratase. Hendaknya pada penderita yang diberikan tanpa dan antibiotika.
f.       Abortus habitualis (keguguran berulang): keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.
Terapi     :  pengobatan pada kelainan endometrium pada abortus ini lebih besar hasilnya dilakukan sebelum ada konsepsi daripada sesudahnya. Merokok dan minum alkohol harus dikurangi atau dihentikan.
g.      Abortus infeksiosus dan abortus septil: abortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi genital. Abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman ke dalam peredaran darah atau perikoneum.
Terapi:
1)      Bila perdarahan banyak berikan transfuse darah dan cairan yang cukup.
2)      Berikan antibiotika yang cukup dan tepat dengan suntikan penisilin 1 juta satuan tiap 6 jam, berikan suntikan streptomisin 500 mg tiap 12 jam atau antibiotika spectrum luar lainnya.
3)      Lakukan dilatasi dan kuratase untuk mengeluarkan hasil konsepsi.
4)      Infus dan pemberian antibiotika diteruskan menurut kebutuhan dan kemajuan penderita.
5)      Pada abortus septik terapi hampir sama hanya dosis dan jenis antibiotika ditinggikan dan dipilih jenis yang tepat sesuai dengan hasil pembiakan uji kepekaan kuman.
6)      Tindakan operatik, melihat jenis komplikasi dan banyaknya perdarahan, dilakukan bila keadaan umum membaik dan panas mereda.
  1. Abortus provakalis (induced abortion): abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat, abortus ini terbagi menjadi:
a.       Abortus medisinalis (abortus hierapeutica)
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis) biasanya perlu mendapat persetujuan 2-3 tim dokter ahli.
b.      Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.


F.     Komplikasi Abortus
1.      Perdarahan (hemorrhage)
2.      Perforasi: sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuratase yang dilakukan oleh tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun.
3.      Infeksi dan tetanus
4.      Payah ginjal akut
5.      Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh:
a.       Perdarahan yang banyak disebut syok homorogik.
b.      Infeksi berat atau sepsis disebut syok septik atau endoseptik.